The song uses mountains as a metaphor for a married couple standing together. It expresses the longing and missing between a husband and wife who are separated, comparing their longing to mountains breaking down from being apart. The wife sends a message to her husband saying that although they are apart, it seems like he is with her when he sends messages, easing her missing of him.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: 1. Dokumen tersebut membahas tentang tarian tradisional Karannuang dari Sulawesi Selatan. 2. Tarian ini biasa ditampilkan dalam acara-acara kerajaan dan untuk menyambut tamu sebagai bentuk penghormatan. 3. Dokumen ini juga membahas tentang asal, makna, kostum, dan upaya pelestarian tarian tradisional ini.
Belanja di App banyak untungnya:
100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Belanja di App banyak untungnya:
kusimak tarian itu seperti berkisah, tak ada penawar kerinduan yang lebih baik kecuali itu adalah kenangan dilimbur senyuman penari yang tak henti merangkul sejiwa yang tak pernah usai
aku terpana oleh tangan lembut menggenggam kipas mengayun anggun terpatri gemulai bertutur ‘dekaplah ………bahagia itu ada dalam diri kita’
tak terelakkan, meliuk fragmen gerakan melayarkan semua girang serupa kepakan sayap atma dari puja dan puji ratap diri
meski tarian itu berakhir namun ada bahagia yang merebak
“sudahkah engkau sepenuhnya bahagia ?” bisik Daeng di sampingku
SULTAN MUSA bersuku Bugis dan saat ini tinggal di Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Serta karya – karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional.
Seperti Antologi Puisi Penyair Dunia “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021). Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan –Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah ( 2019,2020,2021,2022,2023), Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023) dan HOMAGI – International Literary Magazine. Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun IG : @sultanmusa97