Yunani dan Romawi merupakan dua peradaban yang sulit dipisahkan. Keduanya memiliki kisah yang tumpang tindih dan saling berhubungan. Begitu pula dengan mitologinya. Ternyata, masyarakat Romawi Kuno banyak mengadaptasi kisah dewa-dewi Yunani ke dalam mitologi setempat.
Mereka pun mengganti nama dewa-dewi agar lebih mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat. Memang ada beberapa bagian kisah yang berbeda, namun secara garis besar sangat mirip. Berikut ini nama dewa dan dewi Yunani yang diadaptasi ke dalam mitologi Romawi!
Zeus, penguasa seluruh dewa dan dewi Yunani ini dikenal sebagai panggilan Jupiter dalam mitologi Romawi. Masyarakat Romawi juga mengenalnya dengan sebutan Jove. Ia adalah anak dari Saturnus dan Ops.
Seperti dalam mitologi Yunani, Jupiter adalah dewa yang bertanggung jawab atas langit dan petir. Ia juga dikenal sebagai dewa dengan kedudukan tertinggi dan paling berkuasa.
Hephaestus - Vulcan
Terakhir ada Hephaestus. Dalam mitologi Yunani, ia dikenal sebagai dewa pandai besi. Namun di kalangan masyarakat Romawi, Hephaestus adalah Vulcan, dewa api. Ia bertanggung jawab akan gunung berapi dan peristiwa kebakaran yang ada di Bumi.
Selain peran utamanya tersebut, Vulcan tetap dikenal ahli dalam membuat peralatan dari logam. Ialah pencipta petir Zeus, helm bersayap milik Athena, dan berbagai senjata lain milik dewa dan dewi.
Jadi itulah nama dewa dan dewi Yunani dalam mitologi Romawi. Mereka merupakan sosok yang sama, masyarakat Romawi Kuno hanya mengganti namanya agar lebih mudah untuk diingat dan diucapkan.
Baca Juga: 7 Praktik Kanibalisme Paling Mengerikan dalam Mitologi Yunani
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Fortuna adalah dewa kesempatan atau keberuntungan Romawi. Dia disamakan dengan Tykhe, dewi keberuntungan Yunani. Fortuna sering digambarkan dalam posisi berdiri di atas sebuah bola, melambangkan bahwa kesempatan, keberuntungan atau takdir itu tidak selalu stabil.
Fortuna awalnya adalah dewi kesuburan, dikenal sebagai Fors Fortuna, dan juga digambarkan membawa kornukopia, melambangkan kelimpahan atau kecukupkan. Fortuna memiliki sebuah kuil di kota Roma yang disebut Fortuna Redux, dibangun oleh kaisar Domitianus untuk merayakan kemenangan atas suku Jerman. Festival untuknya digelar pada 24 Juni.
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan si planet kerdil Pluto. Kamu pasti mengenal nama-nama di atas sebagai planet di Tata Surya kita bukan? Memang benar bahwa nama-nama di atas adalah nama planet, tapi pernahkah kamu bertanya-tanya darimana nama itu berasal?
Dilansir dari universetoday.com, gak sembarangan kasih nama, para astronom menamai hampir semua planet di Tata Surya dari nama para dewa dalam mitologi Romawi dan Yunani Kuno. Siapa mereka? Kenalan yuk!
Mercury atau yang dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Mercurius adalah nama dewa perdagangan. Selain menjadi dewa perdagangan, Mercurius juga identik dengan tipu daya, dan perjalanan. Dalam mitologi Romawi, Merkurius digambarkan dengan sendal bersayap yang membuatnya bisa mengelilingi Bumi dengan cepat.
Terinspirasi dari kemampuan tersebut, para astronom kemudian menamai planet terdekat dari matahari dengan Mercury, atau Merkurius dalam bahasa Indonesia. Faktanya, diantara semua planet, Merkurius memang yang paling cepat saat "berlari" mengelilingi matahari.
Di mana Merkurius hanya butuh waktu 88 hari untuk mengelilingi matahari dengan garis edarnya.
Bagi kita, planet tercantik di Tata Surya adalah Saturnus. Tapi bagi para astronom, Venus-lah juaranya. Nama planet Venus sendiri diambil dari nama dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi Kuno. Sekilas nama ini mungkin sama sekali gak cocok untuk Venus yang dikenal sebagai planet terpanas di Tata Surya.
Tapi nama Venus dipilih bukan karena penampilan aslinya, melainkan karena penampakannya di Bumi. Dibanding Saturnus, Venus adalah planet paling terang di langit yang bisa dilihat oleh mata manusia.
Meski Venus adalah yang paling cantik di langit malam, tapi Mars adalah planet yang paling mudah dikenali oleh mata manusia. Ini karena di saat semua planet terlihat seperti bintang berwarna putih, Mars justru berwarna merah.
Karena warnanya ini, bangsa kuno jaman dulu mengindentikkan Mars dengan peperangan dan pertumpahan darah. Dalam mitologi Yunani Kuno misalnya, planet merah dikenal dengan Ayers atau dewa perang.
Meski begitu, nama planet ini justru terinspirasi dari nama dewa peperangan dalam mitologi Romawi.
Sama seperti kebanyakan planet lain, nama Jupiter diambil dari mitologi Romawi Kuno. Dan karena ukurannya yang paling besar, planet ini berhak mendapatkan nama yang paling keren.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Nama "Jupiter" sendiri diambil dari nama raja para dewa Romawi. Seperti Zeus dalam mitologi Yunani, Jupiter digambarkan menggenggam petir dengan burung elang di sisinya.
Ada dua alasan kenapa Saturnus dinobatkan sebagai planet terindah di Tata Surya. Selain karena cincin yang mengelilinginya, Saturnus juga memiliki warna kuning keemasan. Gara-gara warnanya yang mirip gandum, para astronom sepakat memberikan nama "Saturnus" untuk planet tetangga Jupiter ini.
Bagi bangsa Romawi Kuno, Saturnus adalah dewa pertanian. Selain itu, dia juga merupakan raja para dewa. Sayang, tahta itu di dapat Saturnus setelah menggulingkan kekuasaan Uranus. Dalam mitologi, tahta Saturnus sebagai raja para dewa kemudian digulingkan oleh anaknya sendiri, Jupiter.
Baca Juga: 11 Dewa Mitologi Mesir yang Banyak Dipuja di Zamannya, Ada Osiris
Kebanyakan planet di Tata Surya diberi nama dengan nama dewa Romawi, tapi nasib yang berbeda justru terjadi pada Uranus. Planet ini pertama kali ditemukan pada 1781 oleh astronom William Herschel. Sang penemu kemudian memberi nama planet ini dengan Georgium Sidus.
Sayangnya, ide itu ditentang oleh astronom lain yang lebih suka menyebutnya dengan nama planet Herschel. Sebagai jalan keluar, astronom Johann Bode menyarankan Uranus. Nama Uranus sendiri diambil dari nama dewa langit dalam mitologi Yunani, Ouranos.
Meski sekilas nama Neptunus terdengar mirip dengan Uranus, tapi keduanya dinamai dari dua mitologi yang berbeda. Sama seperti Mars, Jupiter, atau Merkurius, nama Neptunus berasal dari mitologi Romawi Kuno.
Dalam kepercayaan bangsa Romawi, Neptunus adalah dewa laut yang sangat dihormati. Dan bisa dibilang, nama itu sangat cocok dengan planet satu ini. Karena bagaimana pun, Neptunus adalah salah satu planet di Tata Surya selain Bumi, yang berwarna biru, persis seperti birunya lautan.
Pluto memang sudah turun pangkat jadi planet kerdil, tapi dulu planet mungil ini adalah bagian dari planet-planet di Tata Surya kita seperti Jupiter, Mars, dan Bumi. Uniknya, Pluto ditemukan pada 1930 oleh seorang gadis kecil berusia 11 tahun bernama Venetia Burney.
Setelah berhasil menemukan keberadaan si planet kecil, Venetia kemudian memberitahu pamannya agar para astronom menamai planet tersebut dengan Pluto. Nama itu dipilih oleh Venetia karena ia terinspirasi oleh dewa bawah tanah dalam mitologi Romawi yang memiliki kemampuan untuk tidak terlihat. Dan memang begitulah Pluto, ada tapi tiada.
Bisa dibilang, hampir semua nama planet di Tata Surya diambil dari nama para dewa dalam mitologi Romawi dan Yunani, kecuali Bumi. Nama Bumi sendiri diambil dari kata Erda atau tanah dalam bahasa Inggris Kuno dan Jerman.
Baca Juga: 7 Hewan Mitologi Khas Indonesia, dari Garuda hingga Babi Ngepet
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Di bawah ini adalah beberapa dewa minor dalam mitologi Yunani. Para dewa minor dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu dewa langit, dewa bumi, dewa air, dan dewa lainnya.
Dewa langit adalah dewa-dewi yang berkuasa atas objek angkasa dan juga cuaca, seperti cahaya, matahari, bulan, dan angin. Ada banyak dewa matahari dan dewi bulan dalam mitologi Yunani. Hiperion, Helios, Apollo dan Fanes disebut sebagai dewa matahari, sedangkan dewi bulan malah lebih banyak lagi, antara lain Foibe, Artemis, Selene, Hekate, Nemesis, dan bahkan beberapa manusia, misalnya Britomartis (kemudian menjadi Diktinna), dan Pasifae.
Dewa air meliputi dewa yang berkuasa atas laut, sungai, dan danau.
Dewa-dewi bumi berkuasa atas tanah, kesuburan, dan pertanian.
Dewa-dewi di bawah ini memiliki beragam atribut. Beberapa dewa berkaitan dengan kecerdasan dan emosi manusia, takdir, kecantikan, masa muda, dsb. Beberapa lainnya adalah dewa-dewi pengobatan dan sihir. Ada pula dewa-dewi yang berkaitan dengan kebudayaan dan masyarakat, misalnya seni, ilmu, tata tertib, dan hukuman. Banyak dari dewa-dewi ini tidak lebih dari personifikasi abstrak.
Hermes - Merkurius
Hermes adalah dewa pembawa pesan. Dalam mitologi Romawi, ia lebih akrab dengan sebutan Mercury atau Merkurius. Ia memiliki begitu banyak peran selain menyampaikan pesan. Di antaranya adalah menguasai perdagangan, perantara dewa dan manusia, dan sebagai penjelajah. Selain itu, Merkurius juga terkenal licik dan suka mencuri.
Baca Juga: 7 Kutukan Terkejam di Mitologi Yunani, Ubah Manusia Jadi Makhluk Aneh
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Berikutnya ada Aphrodite. Dewi cinta dan kecantikan ini merupakan Venus dalam mitologi Romawi. Perannya bukan hanya itu, ia juga dikenal sebagai dewi kemenangan, kesuburan, seks, dan prostitusi.
Venus memiliki kisah kelahiran yang unik. Menurut mitologi, ia muncul dari busa lautan setelah darah Uranus mengucur ke dalamnya. Maka dari itu, secara tak langsung, ia merupakan anak Uranus.
Minerva adalah dewi kebijaksanaan, kerajinan tangan, puisi, seni, obat, dan peperangan dalam aspek perencanaan strategis dalam mitologi Romawi. Benar, ia merupakan perwujudan dari Athena.
Perannya dalam peperangan terlihat dari penampilannya. Ia selalu mengenakan baju zirah, helm, dan membawa perisai. Selain itu, Minerva juga termasuk salah satu dewi Romawi yang paling dihormati sehingga ia memiliki banyak kuil.
Tak seperti lainnya, Apollo tidak memiliki nama lain dalam mitologi Romawi. Dirinya tetap akrab disapa sebagai Apollo. Ia merupakan anak Jupiter dengan dewi Titan bernama Latona.
Apollo memiliki banyak peran dalam mitologi Romawi. Ia bertindak sebagai dewa cahaya, matahari, musik, ramalan, obat, hingga ilmu pengetahuan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai dewa ramalan, ia dibantu oleh Oracle dari Delphi bernama Pythia. Ia merupakan perempuan yang menyampaikan ramalan Apollo.
Artemis, saudara kembar Apollo ini lebih akrab dengan sapaan Diana dalam mitologi Romawi. Ia mengemban tugas sebagai dewi perburuan, bulan, hutan, dan hewan liar. Diana merupakan salah satu dari tiga dewi yang bersumpah untuk menjadi gadis seumur hidupnya.
Layaknya para pemburu, Diana selalu membawa busur dan anak panahnya ke mana-mana. Ia sering ditemani oleh hewan-hewan seperti anjing dan rusa. Walaupun mendedikasikan hidupnya untuk tetap menjadi gadis, ia sering membantu perempuan yang akan melahirkan.
Demeter merupakan Ceres dalam mitologi Romawi. Dewi yang satu ini memiliki peran yang begitu penting bagi kelangsungan hidup di Bumi. Ia merupakan dewi panen, agrikultur, dan kesuburan.
Tanpa campur tangan Ceres, masyarakat setempat tidak akan bisa makan karena masa panen bergantung padanya. Itulah kenapa ia memiliki banyak kuil pemujaan dan pengikut.
Semua tanaman di Bumi pernah mati dan gagal panen sekali karena Ceres kehilangan anaknya, Proserpina. Saat itu, ia marah kepada Jupiter yang menculik sang buah hati dan menolak menjalankan tugasnya. Namun setelahnya, dengan bantuan Trivia (dewi Hecate), Ceres berhasil bertemu kembali dengan putrinya yang ternyata berada di Dunia Bawah.
Poseidon - Neptunus
Jika kamu sering menonton SpongeBob SquarePants, kamu tentu tak asing lagi dengan nama dewa yang satu ini. Dalam serial tersebut, Neptunus merupakan penguasa lautan yang selalu membawa trisula.
Penggambaran tersebut cukup identik dengan apa yang tercatat di mitologi Romawi. Benar, Neptunus merupakan nama lain dari Poseidon. Ia adalah dewa yang menguasai lautan dan perairan air tawar. Ia juga sering dikaitkan dengan kuda.
Hades adalah dewa mitologi Yunani yang dikenal sebagai penguasa Dunia Bawah (Underworld). Namun ternyata, nama "Hades" memiliki arti yang berbeda. Ia bisa diartikan sebagai "Dis" atau 'sosok yang kaya' dalam Bahasa Latin. Lebih lanjut, dalam bahasa Romawi, kata tersebut diartikan sebagai "Plouton". Itulah kenapa Hades adalah Pluto dalam mitologi Romawi.
Seperti namanya, Pluto merupakan dewa kekayaan. Sang dewa mendapatkan kekayaannya karena ia menguasai bagian dalam Bumi. Dari sana ia mendapatkan emas, perak, dan hasil bumi. Selaras dengan fakta tersebut, istana Pluto juga terletak di bawah tanah. Sama dengan kisahnya di mitologi Yunani, kan?
Dalam mitologi Romawi, Hera dikenal sebagai Juno. Ia merupakan istri Jupiter sekaligus dewi pernikahan. Dilansir Ancient, sang dewi juga berperan dalam mengawasi seluruh aspek kehidupan para perempuan, terutama yang telah menikah.
Bukan hanya itu, menurut mitologi Romawi, Juno memiliki tiga julukan, yaitu:
Sebagai dewa perang, citra Ares di mata masyarakat Yunani cukup buruk. Ia dikenal sebagai sosok yang destruktif, penuh amarah, dan suka mengadu domba umat manusia sehingga peperangan pun terjadi. Namun ternyata pamornya di kalangan masyarakat Romawi berbeda 180 derajat.
Ares dikenal sebagai Mars dalam mitologi setempat. Ia merupakan sosok yang dihormati karena menginspirasi masyarakat untuk membangun pertahanan dan sektor militer yang kuat.
Dewa-Dewi Yunani dan Romawi: Perbedaan dan Persamaan dalam Mitologi Kuno
Minggu, 29 September 2024 - 22:42 WIB
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah mitologi dunia, Yunani dan Romawi dikenal sebagai dua peradaban besar yang memiliki mitologi yang kaya akan dewa-dewi yang memengaruhi kebudayaan, agama, serta cara pandang masyarakat terhadap dunia. Meskipun kedua mitologi ini memiliki banyak persamaan, terutama karena pengaruh Yunani yang kuat terhadap Romawi, ada juga perbedaan yang signifikan dalam cara masing-masing peradaban memandang dan memuja para dewa mereka. Artikel ini akan mengulas perbedaan dan persamaan dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi serta peran penting mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.
Asal Usul dan Pengaruh Budaya
Mitologi Yunani lebih dahulu berkembang daripada mitologi Romawi. Dewa-dewi Yunani sudah dikenal di seluruh kawasan Mediterania sejak berabad-abad sebelum Romawi mencapai puncak kejayaannya. Ketika Romawi mulai menaklukkan wilayah Yunani dan wilayah Mediterania lainnya, mereka terinspirasi oleh kebudayaan Yunani, termasuk sistem dewa-dewi. Hal ini mengakibatkan adanya banyak dewa Romawi yang merupakan hasil adaptasi dari dewa-dewi Yunani.
Namun, meskipun banyak dewa Romawi berasal dari Yunani, Romawi memberikan sentuhan lokal terhadap mitologi mereka. Dewa-dewi Romawi lebih sering dikaitkan dengan nilai-nilai moral, hukum, dan disiplin, sesuai dengan karakteristik peradaban Romawi yang sangat terorganisir dan berfokus pada kekuatan militer dan politik.
Persamaan Nama dan Fungsi
Banyak dewa dalam mitologi Romawi memiliki padanan langsung dalam mitologi Yunani, dengan nama dan fungsi yang hampir serupa. Beberapa contoh utama meliputi:
Perbedaan dalam Karakteristik dan Fokus Pemujaan
Dewa-Dewi Olimpus adalah sekelompok dewa yang berkuasa di dunia setelah masa para Titan. Mereka disebut dewa Olimpus karena tinggal di istana di Gunung Olimpus, dibangun oleh para Kiklops atau mungkin oleh Hefaistos. Dewa Olimpus biasanya disebutkan berjumlah dua belas. Enam dewa Olimpus merupakan anak Titan Kronos dan Rea, sisanya sebagian besar adalah keturunan Zeus.
Daftar anggota dewa Olimpus berbeda-beda menurut tiap sumber kuno. Dalam salah satu versi Pantheon, terdapat Hades, dewa dunia bawah, namun tradisi yang paling umum memiliki Demeter, dewi pertanian, dalam daftar. Hades kemungkinan merupakan dewa Olimpus ketika dia bersama saudara-saudaranya berjuang dalam perang melawan para Titan. Alasan dia jarang dianggap sebagai dewa Olimpus adakah karena Hades jarang meninggalkan kediamanna di Dunia Bawah, sehingga saudarinya, Demeter, lebih dianggap sebagai dewa Olimpus.
Dari semua dewa Olimpus, Hestia, dewi perapian, merupakan yang paling kurang dikenal dan kurang aktif dalam mitologi. Berdasarkan mitos Dionisos, Hestia mundur dari posisinya dan digantikan oleh Dionisos.
Di bawah ini adalah beberapa daftar pantheon Olimpus.
Dewa-dewi berikut ini adalah anak-anak Titan Kronos dan Rea: Hestia (tertua) , Poseidon, Hades, Demeter, Hera, dan Zeus (termuda). Mereka kemungkinan besar merupakan dewa Olimpus awal.
Di antara dewa-dewi Olimpus muda, sebagian besarnya merupakan anak Zeus, tapi hanya Ares yang merupakan anak dari Zeus dan Hera. Sementara itu ada perbedaan pendapat mengenai apakah Hefaistos merupakan anak Zeus atau bukan. Hefaistos terkadang disebutkan sebagai putra Zeus dan Hera sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa Hefaistos lahir tanpa ayah. Menurut mitos ini, Hera melahirkan Hefaistos tanpa pasangan karena iri melihat Zeus melahirkan Athena tanpa pasangan, yang sebenarnya tak terlalu benar juga.
Dari istri keduanya, Okeanid Metis, Zeus menjadi ayah Athena. Zeus menelan sang Okeanid yang sedang hamil, setelah mendengar ramalan bahwa Metis akan melahirkan seorang putra yang lebih hebat daripada Zeus. Jadi Athena memiliki ibu, hanya saja dia tak dilahirkan dari ibunya. Athena dilahirkan dari kepala Zeus. Intinya adalah banhwa Hefaistos dipercaya tak memiliki ayah oleh beberapa penulis, karena Hera berusaha meniru kelahiran Athena yang luar biasa.
Zeus adalah ayah Hermes, dari hubungannya dengan Plead Maia. Zeus juga menjadi ayah dewa kembar, Apollo dan Artemis, dari hubungannya dengan Titan Leto.
Ada beberapa pendapat mengenai silsilah dewi cinta Afrodit. Beberapa penulis, seperti Homeros dan Apollodoros, mengatakan bahwa Afrodit merupakan putri Zeus dengan dewi Dione. Sementara yang lainnya, seperti Hesiodos, menyebutkan bahwa Afrodit terlahir dari buih lautan yang terbentuk dari alat kelamin Uranus yang terpotong. Pendapat kedua menarik karena berkaitan dengan nama Afrodit, yang berasal dari kata aphros ("buih").
Dionisos adalah satu-satunya dewa Olimpus yang lahir dari manusia, yaitu Semele, putri Kadmos dan Harmonia, (meskipun di kemudian hari dia menjadi seorang dewi dalam mitos Dionisos). Dionisos adalah seorang dewa, yang terlahir dua kali. Menurut mitos tentang Dionisos, Hestia merupakan dewa Olimpus namun dia mundur dan digantikan oleh Dionisos ketika sang dewa muda mulai tinggal di Olimpus. Beberapa penulis menyebutkan bahwa Dionisos merupakan putra Zeus dan Persefone.
Berikut ini adalah dua generasi Dewa Olimpus
Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani penuh dengan kisah menarik yang telah memenuhi imajinasi manusia selama ribuan tahun. Akan tetapi, beberapa cerita mengandung unsur-unsur yang mungkin membingungkan atau membuat jijik manusia modern.
Misalnya, banyak dewa Yunani yang melakukan hubungan inses. Hubungan seksual yang lazim di dalam mitologi Yunani ini mungkin sangat menjijikkan. Namun, mengapa dewa-dewa mitologi Yunani senang melakukannya?
Menurut World History, penjelasan yang paling mungkin adalah karena standar manusia tidak berlaku bagi dewa-dewa mitologi Yunani.
Sebagian besar dewa mitologi Yunani memiliki nenek moyang yang sama. Jika seorang dewa tidak ingin menikah dengan manusia, pilihan satu-satunya adalah anggota keluarganya.
Dewa-dewa mitologi Yunani itu rumit dan penuh kontradiksi. Orang Yunani membayangkan dewa mereka seperti manusia, dengan tubuh manusia dan kepribadian yang cacat.
Namun para dewa sama-sama tidak manusiawi, memiliki standar yang berbeda, dan diizinkan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia, seperti melakukan inses.
Dewa mitologi Yunani mana yang mengawini saudaranya?
Dalam mitos penciptaan Yunani, sangat sedikit dewa yang berasal dari "ketiadaan". Sebagian besar dari mereka termasuk dalam silsilah keluarga yang rumit dengan nenek moyang yang sama.
Para dewa memiliki sangat sedikit pilihan pasangan di luar anggota keluarga. Dewa-dewa mitologi Yunani yang menikah dengan saudara mereka antara lain Zeus dan Hera, Erebus dan Nyx, Oceanus dan Tethys, Hyperion dan Theia, Coeus dan Phoebe, Cronus dan Rhea, serta Aphrodite dan Hephaestus (saudara tiri).
Ada juga contoh inses orangtua-anak dan inses paman-keponakan atau bibi-keponakan.
Sebagian besar contoh inses saudara kandung dalam mitologi Yunani berasal dari para Titan, anak Gaia dan Ouranos, putra Gaia.
Gaia adalah dewi bumi dan Ouranos adalah dewa langit. Mereka memiliki enam putri dan enam putra.
Empat dari anak laki-laki ini menikah dengan saudara perempuan mereka. Akibatnya terjadi perkawinan inses ini adalah:
Oceanus dan Tethys, yang memiliki ribuan putri disebut Oceanids, atau nimfa laut. Kemudian Hyperion dan Theia, orang tua dari Helios (dewa matahari), Selene (dewi bulan), dan Eos (dewi fajar).
Selanjutnya Cronus dan Phoebe, orang tua dari Leto dan Asteria. Cronus dan Rhea, orang tua dari enam dari dua belas dewa Olympian, termasuk Zeus dan Hera.
Hubungan inses lainnya dalam mitologi Yunani termasuk Zeus dan Demeter, yang belum menikah.
Mereka berdua adalah anak dari Cronus dan Rhea, dan bersama-sama mereka memiliki seorang anak, Persephone.
Zeus menikahi kakak perempuannya Hera.
Dalam beberapa versi, Zeus bahkan memperkosa Persephone, putrinya sendiri dan memiliki seorang anak.
Persephone kemudian juga melakukan hubungan seksual dengan pamannya Hades, yang merupakan saudara dari kedua orang tuanya.
Zeus juga memiliki anak dengan sepupu pertamanya, Leto, yang orang tuanya juga bersaudara. Dia memiliki anak dengan dua bibinya juga, Mnemosyne dan Themis.
Erebus (Kegelapan) dan Nyx (Malam) keduanya adalah anak-anak Kekacauan, kehampaan tempat segala sesuatu dimulai.
Kakak beradik juga melakukan hubungan seksual dan memiliki dua anak, yaitu Aether (Surga) dan Hemera (Hari).
Nyx dan Erebus adalah salah satu dewa pertama dalam mitos penciptaan Yunani. Jadi kemungkinan besar mereka menjalin hubungan seksual karena kepraktisan, karena tidak ada pilihan lain.
Perlu juga dicatat bahwa dewa-dewa Yunani yang lebih tua sering kali merupakan representasi dari konsep, seperti Kegelapan dan Malam.
Orang Yunani mungkin tidak memandang Erebus dan Nyx sebagai saudara kandung, hanya dua konsep yang muncul dari Chaos.
Mengapa Zeus mengawini kakaknya?
Salah satu elemen penting dari banyak mitologi kuno adalah hieros gamos atau perkawinan suci, antara dewa langit dan dewi bumi.
Persatuan itu seringkali mewakili pertemuan cita-cita maskulin dan feminin, dan pernikahan membawa kesuburan dan berkah bagi para pemujanya.
Zeus mengawini saudara perempuannya agar sesuai dengan pola dasar hieros gamos.
Dia adalah dewa langit, dan saudarinya adalah dewi Hewa adalah representasi feminin, termasuk rumah tangga, keluarga, dan persalinan.
Hera mungkin berasal dari dewi Bumi kuno, membuatnya lebih cocok sebagai istri Zeus.
Mitologi Yunani menampilkan tiga pernikahan utama dewa langit-dewi bumi, yang semuanya terjadi secara inses.
Gaia melakukan hubungan seksual dengan putranya Ouranos. Gaia kemudian punya melahirkan Cronus dan Rhea yang juga melakukan hubungan seksual.
Anak mereka Zeus dan Hera juga melakukan hubungan seksual. Ketiga pernikahan ini menghasilkan beberapa tokoh mitologi penting.
Mungkin hubungan inses dari perkawinan ini adalah sekunder dari simbolisme dewa langit dan dewi bumi.
Mungkin orang-orang Yunani membutuhkan pasangan dalam panteon mereka untuk menjadi dewa langit dan dewi bumi. Dua dewa yang paling tepat kebetulan adalah saudara kandung.
Orang Yunani mengesampingkan ketidaksukaan mereka terhadap inses agar langit dan bumi bisa bersatu dan memberkati dunia dengan kesuburan.
Aphrodite, dewi seks, cinta dan kecantikan dalam mitologi Yunani kuno.
Apa yang Dipikirkan Orang Yunani Kuno tentang inses?
Inses dalam agama Yunani kuno dapat menyebabkan manusia modern berpikir, bahwa orang Yunani melazimkan atau bahkan mendukung inses.
Akan tetapi, ternyata orang Yunani tidak menyukai atau mendukung inses, terlepas dari bagaimana dewa mereka bertindak.
Orang Yunani kuno muak dengan inses pada manusia. Cerita tentang inses dalam keluarga manusia adalah tragedi. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku untuk dewa-dewa Yunani.
Contoh inses paling terkenal di Yunani kuno adalah kisah Oedipus, yang diceritakan oleh penulis drama Sophocles.
Oedipus diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Terlepas dari upayanya dan orang tuanya untuk menghindari ramalan itu, Oedipus tanpa sadar membunuh ayah kandungnya dan mengawini ibu kandungnya.
Ketika asal usul Oedipus yang sebenarnya terungkap, dia sangat muak hingga dia mengeluarkan air darah. Ibu dan istrinya, Jocasta, bunuh diri.
Sementara Oedipus mengakhiri drama itu dengan mengasingkan diri, diliputi oleh rasa bersalahnya.
Orang Yunani kuno tidak menyetujui inses. Mereka melihatnya setara dengan membunuh ayah sendiri, salah satu dosa terburuk.
Meski Oedipus melakukan inses tanpa disadari, dia tetap dimintai pertanggungjawaban dan dipermalukan atas perbuatannya.
Namun, orang Yunani mungkin tidak menganggap semua jenis inses pada tingkat yang sama.
Salah satu putri Oedipus bertunangan dengan sepupu pertamanya, dan Sophocles tidak mengutuk hubungan tersebut.
Orang Yunani tidak tahu banyak tentang konsekuensi genetik dari perkawinan sedarah, jadi pernikahan antara sepupu tampaknya tidak dianggap masalah.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali